Sunday, October 30, 2011

Satu dari Seribu


Anggaplah aku satu dari seribu.
Jika orang lain mencintaimu dengan mengejarmu, aku hanya bisa tersenyum seraya menunduk kepadamu, bergurau dengan canda tawa di hadapanmu demi menutupi wajahku yang merona merah…menutupi diriku yang sesungguhnya sangat salah tingkah ketika bersamamu.


Anggaplah aku satu dari seribu.
Jika orang lain mencintaimu dengan mengejarmu, aku hanya bisa mengirimkan beberapa sms semangat, yang kemudian kuhentikan karena merasa ada yang tidak benar dengan mengirimkan sms-sms itu…sejujurnya jari-jariku ini terasa gatal tiap kali aku membuka kontak di ponselku dan melihat namamu ada di dalamnya.


Anggaplah aku satu dari seribu.
Jika orang lain mencintaimu dengan mengejarmu, semakin hari aku semakin takut berada di dekatmu, aku menahan diriku agar dapat sejarang mungkin berkomunikasi denganmu…kemudian aku perlahan menjauh, ketika hatiku mulai bergemuruh hanya dengan melihat sosokmu, ketika mataku senantiasa menemukan dirimu, tak peduli ada berapa banyak orang di sekitar kita, tak peduli seberapa jauh jarak antara aku dan kamu.


Anggaplah aku satu dari seribu.
Jika orang lain mencintaimu dengan mengejarmu, aku mulai gelisah…dan aku mulai menceritakan tentangmu kepada Sang Pembolak-balik hati, kutitipkan hati dan harapanku kepadaNya…lalu kusebutkan namamu di tiap do’a dalam sujud-sujudku, dan tak ada satupun do’a yang memohonkan agar aku bisa memilikimu, semua do’aku tiada lain senantiasa dan selalu…agar kamu menemukan kebahagiaan dalam hidupmu. Dengan cara itulah aku mencintaimu.

Source: Adiar Ersti's Tumblr

Monday, October 24, 2011

Ganjal

Selesai sudah dua ujian, biokimia sama faal. Bagaimana hasilnya? Alhamdulillah yang biokimia lulus, faal? Masih menjadi misteri. Mungkin besok sudah diumumkan nilainya x_x Melihat di group facebook angkatan saya, teman-teman lagi membahas soal yang tadi. Dan melihat ada satu soal yang jawabannya sudah beda. Langsung galau. Lalu saya menutup tab itu dan pergi curhat.

Nggak tau kenapa, cuma setelah pengumuman biokimia tadi ada perasaan yang mengganjal. Setelah sholat biasanya hilang, terus kembali lagi. Entah kenapa. Sekarang ketambahan lihat satu soal yang jawabannya beda, semakin nggak enak rasanya. Mungkin karena saya belum sholat isya, belum dapat ketenangan batin dari Tuhan.

Oke, saya mau sholat isya dulu. Lalu lanjut ngeprint dan tidur, mungkin. Menantikan besok, saat menegangkan pengumuman faal. Menantikan besok, karena waktunya terapi ke dokter. Menantikan besok, supaya bisa bertemu kamu.

Wednesday, October 19, 2011

H-2

It's thirty nine hours to go until the first exam in my third semester. Biochemistry. Sudah jenuh belajar rasanya, apalagi tiap hari baca tentang metabolisme karbohidrat. Padahal masih banyak yang belum hafal. Ya, jenuh rasanya. Setidaknya saya mau sedikit mengistirahatkan otak dengan curcol di sini :>

Oya saya mau berkeluh kesah di sini. Kenapa metabolisme karbohidrat itu namanya mirip semuanyah W('A' )w Rasanya nyampur semua di sini. Inget, inget, masih yang karbohidrat, belum yang asam amino sama lipid. Belum faal juga. Bahkan faal juga terbengkalai gara2 biokimia. Haaaaah hidup memang berat, bung.

Setidaknya saya masih masuk kuliah dan belajar dengan benar sih di sini. Tidak seperti beberapa orang yang mungkin batang hidungnya terlihat saat kuliah saja bisa dihitung dengan jari. Atau mungkin yang angkat kaki begitu saja dari sini, tempat yang diidam-idamkan oleh ribuan orang di luar sana. Setidaknya keinginan saya untuk mencapai cita-cita saya berbanding LURUS dengan usaha yang saya tempuh. Sama-sama besar. Toh saya tidak menyia-nyiakan kesempatan yang sudah diberikan oleh Tuhan. Sekarang adalah bagaimana kita bisa memanfaatkan kesempatan itu dan hasilnya bisa baik.

Tidak, saya tidak ingin menggurui di malam-malam seperti ini. Justru saya sedang ingin dinasehati. Tentang kehidupan. Tapi sepertinya keinginan ini harus di-pending dulu ya sampai selesai ujian faal besok senin ;_; Jadi, mungkin ada yang berkenan ingin menasehati saya, tunggu sampai minggu depan. Sampai ujian2 ini selesai. Sampai kegalauan ini reda #eaa

Sedikit cerita, tidak selamanya teman lawan jenis yang dekat dengan kita itu harus selalu berakhir dengan kisah cinta. Ada kalanya kita memang saling memperhatikan dan menjaga, tapi sebagai sahabat. Terkadang langkah selanjutnya itu yang malah menghancurkan. Kita tidak ada yang mau kalau hubungan yang sudah dibina sebegitu baiknya malah hancur kan?

Maaf bahasa saya terlalu labil, saya lagi stres biokimia. Peace, love, and maknyuss gaess \m/

Thursday, October 13, 2011

Better

Dua hari yang lalu saya pergi ke psikiater saya. Beliau bilang muka saya sekarang lebih cerah *malu*. Tapi memang ini disebabkan antidepressant yang dikasih ke saya itu lumayan kuat. Lalu saya coba untuk tidak meminum obat itu selama dua hari, ternyata saya masih baik-baik saja kok. Cuma karena ketahuan mama nggak minum obat, jadi saya lanjutin obatnya.

Mungkin saya ada sedikit cerita. Hari Senin kemarin, saya nyerempet mobil orang. Orangnya yang saya tabrak minta ganti rugi dan bla bla bla. God bless whoever invented insurance. Untung ada asuransi, jadi saya ga perlu bayar juga ke orangnya, semuanya ditanggung asuransi. Orangnya setuju, selesai lah semua masalah. Yang bikin cukup sedih itu karena si Michelle -mobil saya- harus nginep di bengkel 4 hari D:

Tiap orang mungkin punya satu barang yang sangat ter-connect dengan dirinya. Istilahnya, kalo ga ada barang itu rasanya ada sisi di relung jiwamu yang kosong *halah*. Nah, I have that special connection with Michelle. Jadi, begitu saya tahu harus berpisah, walaupun cuma 4 hari, cukup sedih sih rasanya. Rasanya saya dan Michelle itu sudah soulmate *apa deh*.

Doakan saja ya semoga Michelle kembali seperti sedia kala. Doakan juga semoga saya lulus ujian perdana biokimia dan faal. Doakan juga semoga saya cepet ketemu jodoh #eh

Sunday, October 9, 2011

Run


Seminggu sudah saya harus menjalani pengobatan. Ajaibnya dalam seminggu ini saya hampir tidak merasakan bad mood. Sepertinya produksi serotonin di dalam otak saya sudah bekerja dengan normal dan saya jarang berhalusinasi lagi. Semoga saja saya bisa mengembalikan keadaan seperti sedia kala.

Setelah dipikir-pikir, saya sering sekali ternyata meninggalkan masalah begitu saja. Berharap nggak ada lagi yang mengingat. Ada beberapa masalah yang istilahnya itu sedang saya "gantung". Ketika ditanya orang hal itu, saya cuma jawab, "Ya udahlah, biarin aja ntar juga selese sendiri." Kenyataannya, saya hanya takut kepada kenyataan kalau ternyata penyelesaian masalah itu tidak sesuai dengan yang saya harapkan.

Ibu saya, dan mungkin ribuan orang bijak di luar sana, pasti mengatakan, "Masalah itu bukan untuk dihindari, tapi harus diselesaikan." Seingat saya, masalah-masalah saya tidak ada yang selesai. Saya hanya menghindari dan pada akhirnya masalah itu hilang sendiri. Saya semakin dewasa dan masih belum mau bertemu dengan kenyataan. Ironis sebenernya.

Lalu saya belajar, kenyataan itu memang pahit, tapi akan lebih pahit kalau kamu hidup dalam angan-anganmu sendiri dan nggak tahu apa yang terjadi di luar sana karena kamu menutup mata dan hati kamu. 

Don't run. Face it.

Monday, October 3, 2011

Good

I must say, these medicines have given me some good impacts. Sayangnya, obat-obat ini membuat saya gampang mengantuk. Tapi memang rasanya benang yang kusut itu sudah tidak seberapa mbundeli lagi kayak dulu. Alhamdulillah.

Saturday, October 1, 2011

What went wrong?

Awalnya sekitar awal tahun 2010, saya pergi ke seorang psikiater. Tahu lah, waktu itu lagi stres-stresnya UNAS dan nyari kuliah juga, jadi ibu saya ngajak saya ke situ. Setelah dikasih tes, barulah ketahuan masalah saya di mana. Bisa diduga sih, waktu itu saya stres banget. Jadi sejak saat itu, tiap minggu saya ke psikiater buat ikut terapi. Dan saya juga dikasih obat tidur juga biar bisa nyenyak tidurnya, walaupun obat itu saya minum nggak lebih dari seminggu.

Sejak pertengahan tahun lalu, saya tidak pernah lagi datang untuk terapi. Saya merasa, saya sudah diterima di kampus impian saya, setidaknya beri sedikit waktu yang tersisa untuk berlibur sebelum kembali ke kehidupan nyata.

Sampai akhirnya seminggu yang lalu, saya kembali datang ke psikiater. Awalnya sih karena adik saya meminta, saya cuma ngikut saja. Karena sudah lebih dari setengah tahun, mau tidak mau saya harus ikut tes lagi. Dan kemarin saya baru mengetahui hasil tesnya...

Diagnosis dokter saya terkena depresi berat. Dan schizophrenia.

Schizophrenia (/ˌskɪtsɵˈfrɛniə/ or /ˌskɪtsɵˈfrniə/) is a mental disorder characterized by a disintegration of thought processes and of emotional responsiveness. It most commonly manifests itself as auditory hallucinations, paranoid or bizarre delusions, or disorganized speech and thinking, and it is accompanied by significant social or occupational dysfunction. (Wikipedia)
Kalau yang tentang depresi itu, saya cukup maklum lah. Tapi kalau ternyata sampai terkena schizophrenia... Seumur-umur saya nggak pernah nyangka. Sebenarnya banyak yang diceritakan oleh psikiater saya. Cuma pada intinya, di dalam otak saya ini ada bundelan benang yang susah buat dilurusin.

Dampaknya, mulai sekarang, seminggu sekali, saya harus ikut terapi. Dan tiap malam saya harus minum beberapa obat-obatan. Semacam anti-depresan seperti itu. Tapi memang efeknya cukup bagus sih. Malam ini  hari pertama saya minum obat itu dan alhamdulillah saya baik-baik saja. Cuma ketakutan saya adalah.... saya jadi ketergantungan terhadap obat-obatan. Bisa bayangkan kan, ketika kamu minum obat, segalanya jadi lebih baik. Tapi pas obatnya habis, mungkin kamu malah ngerasa nggak enak kalau nggak minum.

Saya cerita seperti ini bukan buat cari perhatian atau minta dikasihani. Bukan kok. Saya cuma ingin kalian nggak sakit seperti saya ini. Kalau ada masalah, jangan dipendam sendiri dan jangan terlalu dipikirin. Itu adalah salah satu kesalahan terbesar saya sebenarnya.

Jadi, untuk siapapun yang membaca, doakan saya ya supaya cepat sembuh. Memang susah dan perlu waktu untuk bisa kembali seperti semula, tapi saya akan berusaha menjadi lebih baik. Saya hanya ingin hidup normal seperti kalian.