Monday, December 12, 2011

Hilang


Seminggu yang lalu, aku pergi ke psikiater. Kali ini  jadwalnya adalah regresi. Apa itu? Regresi semacam membuka memori masa lalu buat mencari akar dari masalahmu lewat alam bawah sadar. Tapi karena ini dihipnosis, jadi setelah regresi kamu nggak inget apa-apa.

Yang aku tahu, di akhir regresi itu, kamu diminta buat membayangkan sebuah kotak kayu, lalu masukkan segala pikiran negatif yang jadi sumber masalahmu, apapun itu, ke dalam kotak. Terus kunci kotaknya pakai gembok dan buang sejauh mungkin kuncinya. Kalau sudah, bayangkan di sebelahmu ada semacam korek dan bensin, lalu bakar sampai habis kotaknya. Sebenernya juga nggak mesti gitu sih, yang penting kita harus ngilangin kunci dari kotak itu dan menghilangkan kotak beserta isinya.

Waktu ngebayangin itu juga nggak mesti saat regresi kok. Di keadaan biasa juga bisa. And yeah, it works. Seenggaknya setelah aku ngebayangin itu. hati rasanya jadi enteng dan nggak galau lagi. Lebih ampuh kalau dibarengi sama wudhu lalu sholat. Kerasa banget efeknya, hati jadi tenang.

Saturday, December 10, 2011

Bye

Mumpung malem minggu ya, bolehlah curhat dikit soal lope-lope hehehe. Jadi ceritanya, dua sahabatku barusan jadian semua. Dan..... tinggal aku sekarang yang single. Kenapa masih sendiri? Karena masih belum mau membuka hati. Kenapa belum mau membuka hati? Karena masih berharap pada bayangan yang semu #eaa

Sampai pada akhirnya harus ada suatu keputusan. Bukan untuk melupakan, tapi hanya maju selangkah dan meninggalkan bayangan itu di belakang. Karena ini sudah lama. Terlalu lama bahkan. Toh kalau jodoh juga nggak kemana kan.

Sebenarnya kasihan juga kan sama si bayangan itu. Padahal nggak suka masih aja aku ikutin terus. Risih kan rasanya. Aku bisa tahu karena ngerasain hal yang sama, cuma lebih parah. Jadi aku dikejar terus oleh seseorang, padahal bayanganku saja nggak mau disentuh. Ngerti kan gimana rasanya kamu kayak dikuntit terus sama seseorang yang nggak kamu inginkan. Creepy.

Melihat pengalamanku kayak gitu, sedikit banyak bisa ngira-ngira gimana perasaannya aku kejar terus, padahal nggak mau. So, for everyone's good sake, aku nggak akan mengejar lagi kok. Hiduplah dengan tenang, biar aku juga ikutan bahagia. Nggak usah menghindar, toh aku nggak akan mengejar. Dan buat yang mengejar bayanganku, berhentilah, for your own good.

Doaku kepada Tuhan sederhana saja; kirimkan orang yang tepat di waktu yang tepat.

Major Dilemma

Menikmati malam minggu yang sendu ini dengan menonton America's Next Top Model All Stars, buku-buku faal yang berserakan, dan laptop yang terbuka, sangat menggoda untuk dimainkan. Padahal besok Senin masih ada tanggungan ujian perbaikan faal. Tapi rasanya membuka buku itu beraaaaaaaat sekali :|

Sekalian cerita sedikit ya. Minggu lalu bisa dibilang minggu yang cukup berat. Diawali dengan ujian faal di hari Senin, lalu diikuti dengan ujian PBL dan biokimia. Sejujurnya, mata kuliah yang paling banyak aku pelajari itu faal. Dan ternyata.... hasilnya menunjukkan wajib ikut ujian perbaikan. Awalnya aku biasa aja sih, karena memang soalnya susah. Tapi setelah cerita ke mama, baru terasa betapa kecewanya hati ini #eaa

Nah, di sinilah dilema itu muncul. Pada intinya, mama bilang, aku harus dapet IP minimal 3. Kalau nilaiku kayak gini terus, gimana mau nerusin jadi spesialis. Jadi aku harus lakukan apapun buat dapetin nilai bagus. Termasuk, ehem, cheating. Seperti yang dilakukan beberapa anak. Masalahnya, aku nggak biasa gitu. Aku selalu, selalu merasa bersalah kalau melakukan hal itu. Pada akhirnya, dalam pembicaraanku dengan mama di malam itu, aku menangis 2 jam nonstop.

Gara-gara itu, keesokan harinya saat lagi kuliah, mama BBM, apakah aku baik-baik saja. Karena mama khawatir pembicaraan kemarin bikin aku males belajar, males kuliah. Jawabanku singkat sih, aku nggak sedepresi itu kok ma, haha. Still, it was one of the sweetest mother-to-daughter moment of my life.

Untuk ujian selanjutnya, PBL dan biokimia, aku mengikuti saran mama. Hasilnya memang aku lulus, tapi ada penyesalan yang amat sangat mendalam karena itu bukan hasil jerih payahku sendiri. Bahkan, aku merasa lebih puas saat nilai ujian faalku direvisi jadi C.

So, the point is, it's better to do your test on your own. Sebenernya ini bukan masalah nilai, tapi ilmunya. Kita nggak menyembuhkan pasien dari nilai kita yang mentereng, tapi dari ilmu yang kita pelajari selama ini. Nilai itu ibaratnya gini, kalau kita nggak lulus, berarti kita gagal buat nyelametin pasien, karena apa yang kita pelajari ini hubungannya dengan orang lain, hubungannya dengan nyawa dan nggak bisa sembarangan. Misal kita tiap ujian aja nyontek, kita dapet ilmu dari mana? Apa kalau udah jadi dokter kita bakalan telpon temen kita terus gimana ngobatin pasiennya? Keburu mati deh si pasiennya.

Mungkin terkesan naif. Mungkin juga terkesan munafik. Tapi coba dipikir, ditelaah lagi, jangan mau kemalasan menguasai pikiranmu. Belajarlah, taruhannya nggak main-main di masa depan. Taruhannya nyawa. Memang sulit, tapi lebih baik kita merangkak sekarang kan daripada sekarang sudah di atas lalu dihempaskan lagi? Sakit lho rasanya.

So, that was me being wise. Insya Allah saat UP besok aku akan menegakkan kejujuran. Insya Allah hasilnya baik kalau memang usahanya baik. Wish me luck!

PS: I'm gonna post another story later. Jangan bosan ya :D

Friday, November 25, 2011

Welcome 18!

Hari ini, Jumat, 25 November 2011, secara resmi aku bertambah tua setahun. Ya, sekarang aku sudah umur delapan belas :D

Bagaimana rasanya? Antara senang dan sedikit ada rasa sedih. Senang karena masih bisa merayakan ulang tahun di tengah-tengah keluarga dan teman-teman. Sedih karena itu artinya waktuku untuk tinggal di sini berarti semakin pendek. Dan ada satu hal lagi yang bikin sedih, tapi karena satu dan lain hal nggak bisa aku ceritakan di sini.

Pagi-pagi sudah mendapat surprise kue tart dari mama dan adik, lalu dilanjutkan dengan pemasangan foto aibku sebagai display picture BBM anak-anak, diberi kue tart lagi dan video ulang tahun yang super unyu dari teman-teman waktu di kampus. Lalu menghabiskan sore dengan berjalan-jalan di Ramayana Hi-Tech Mall sama mama dan beli underwear :$ Setelah kepulangan papa dari Kalimantan lalu kami sekeluarga makan di Ikan Bakar Cianjur. Sungguh ulang tahun yang hangat dan sederhana. Dan aku sangat sangat bersyukur memiliki mereka, keluarga dan teman-temanku :)

Sebenarnya mau pasang video yang diberi anak-anak di sini, tapi ternyata... aku tadi salah ngopi file. Yang aku kopi malah shortcutnya ._. Jadi aku kasih salah satu foto yang jadi behind the scene pembuatan video itu.


Terima kasih Tuhan. Terima kasih semuanya. Semoga dengan bertambahnya umur ini jadi semakin barokah. Aamiin :)

Wednesday, November 2, 2011

How?

What can you do when your good isn't good enough?

Kecewa, pasti. Kamu ngerasa sudah ngerjain semaksimal mungkin, dengan usaha yang lebih daripada yang lain, ternyata hasilmu tidak memuaskan seperti yang lain. Sakit lho rasanya kalah dengan orang-orang yang curang, ketika kamu berusaha sebisa mungkin untuk bertindak jujur. 

Jujur, saya ngerasa kecewa sama diri saya sendiri. Rasanya itu sudah usaha maksimal sekali, kenapa hasilnya tidak selalu memuaskan? Apa yang salah? Kayaknya saya sudah ngecewain orang tua saya dengan hasil saya yang kurang maksimal itu, walaupun di depan mereka selalu bilang nggak papa, masih ada kesempatan kedua. 

Saya memang harusnya bersyukur masih diberi kesempatan lagi untuk memperbaiki, tapi saya juga ingin berhasil dalam sekali percobaan saja. Saya seharusnya bersyukur, yang lebih buruk dari saya, atau paling tidak sama nasibnya seperti saya, juga cukup banyak. Saya tidak sendirian.

Saya yakin, yang punya pemikiran seperti ini juga banyak. Mengapa orang yang bahkan usahanya tidak semaksimal kita malah bisa memiliki hasil yang lebih baik? Kalau kata ibu saya, itu keberuntungan mereka. Kata salah seorang teman saya, mending kamu dapet BC ngerjain sendiri daripada dapet A tapi nyontek. Ngenes rasanya....

Ya Allah, tunjukkan jalan-Mu. Lancarkanlah dan mudahkanlah segala urusan kami. Aamiin.

Sunday, October 30, 2011

Satu dari Seribu


Anggaplah aku satu dari seribu.
Jika orang lain mencintaimu dengan mengejarmu, aku hanya bisa tersenyum seraya menunduk kepadamu, bergurau dengan canda tawa di hadapanmu demi menutupi wajahku yang merona merah…menutupi diriku yang sesungguhnya sangat salah tingkah ketika bersamamu.


Anggaplah aku satu dari seribu.
Jika orang lain mencintaimu dengan mengejarmu, aku hanya bisa mengirimkan beberapa sms semangat, yang kemudian kuhentikan karena merasa ada yang tidak benar dengan mengirimkan sms-sms itu…sejujurnya jari-jariku ini terasa gatal tiap kali aku membuka kontak di ponselku dan melihat namamu ada di dalamnya.


Anggaplah aku satu dari seribu.
Jika orang lain mencintaimu dengan mengejarmu, semakin hari aku semakin takut berada di dekatmu, aku menahan diriku agar dapat sejarang mungkin berkomunikasi denganmu…kemudian aku perlahan menjauh, ketika hatiku mulai bergemuruh hanya dengan melihat sosokmu, ketika mataku senantiasa menemukan dirimu, tak peduli ada berapa banyak orang di sekitar kita, tak peduli seberapa jauh jarak antara aku dan kamu.


Anggaplah aku satu dari seribu.
Jika orang lain mencintaimu dengan mengejarmu, aku mulai gelisah…dan aku mulai menceritakan tentangmu kepada Sang Pembolak-balik hati, kutitipkan hati dan harapanku kepadaNya…lalu kusebutkan namamu di tiap do’a dalam sujud-sujudku, dan tak ada satupun do’a yang memohonkan agar aku bisa memilikimu, semua do’aku tiada lain senantiasa dan selalu…agar kamu menemukan kebahagiaan dalam hidupmu. Dengan cara itulah aku mencintaimu.

Source: Adiar Ersti's Tumblr

Monday, October 24, 2011

Ganjal

Selesai sudah dua ujian, biokimia sama faal. Bagaimana hasilnya? Alhamdulillah yang biokimia lulus, faal? Masih menjadi misteri. Mungkin besok sudah diumumkan nilainya x_x Melihat di group facebook angkatan saya, teman-teman lagi membahas soal yang tadi. Dan melihat ada satu soal yang jawabannya sudah beda. Langsung galau. Lalu saya menutup tab itu dan pergi curhat.

Nggak tau kenapa, cuma setelah pengumuman biokimia tadi ada perasaan yang mengganjal. Setelah sholat biasanya hilang, terus kembali lagi. Entah kenapa. Sekarang ketambahan lihat satu soal yang jawabannya beda, semakin nggak enak rasanya. Mungkin karena saya belum sholat isya, belum dapat ketenangan batin dari Tuhan.

Oke, saya mau sholat isya dulu. Lalu lanjut ngeprint dan tidur, mungkin. Menantikan besok, saat menegangkan pengumuman faal. Menantikan besok, karena waktunya terapi ke dokter. Menantikan besok, supaya bisa bertemu kamu.

Wednesday, October 19, 2011

H-2

It's thirty nine hours to go until the first exam in my third semester. Biochemistry. Sudah jenuh belajar rasanya, apalagi tiap hari baca tentang metabolisme karbohidrat. Padahal masih banyak yang belum hafal. Ya, jenuh rasanya. Setidaknya saya mau sedikit mengistirahatkan otak dengan curcol di sini :>

Oya saya mau berkeluh kesah di sini. Kenapa metabolisme karbohidrat itu namanya mirip semuanyah W('A' )w Rasanya nyampur semua di sini. Inget, inget, masih yang karbohidrat, belum yang asam amino sama lipid. Belum faal juga. Bahkan faal juga terbengkalai gara2 biokimia. Haaaaah hidup memang berat, bung.

Setidaknya saya masih masuk kuliah dan belajar dengan benar sih di sini. Tidak seperti beberapa orang yang mungkin batang hidungnya terlihat saat kuliah saja bisa dihitung dengan jari. Atau mungkin yang angkat kaki begitu saja dari sini, tempat yang diidam-idamkan oleh ribuan orang di luar sana. Setidaknya keinginan saya untuk mencapai cita-cita saya berbanding LURUS dengan usaha yang saya tempuh. Sama-sama besar. Toh saya tidak menyia-nyiakan kesempatan yang sudah diberikan oleh Tuhan. Sekarang adalah bagaimana kita bisa memanfaatkan kesempatan itu dan hasilnya bisa baik.

Tidak, saya tidak ingin menggurui di malam-malam seperti ini. Justru saya sedang ingin dinasehati. Tentang kehidupan. Tapi sepertinya keinginan ini harus di-pending dulu ya sampai selesai ujian faal besok senin ;_; Jadi, mungkin ada yang berkenan ingin menasehati saya, tunggu sampai minggu depan. Sampai ujian2 ini selesai. Sampai kegalauan ini reda #eaa

Sedikit cerita, tidak selamanya teman lawan jenis yang dekat dengan kita itu harus selalu berakhir dengan kisah cinta. Ada kalanya kita memang saling memperhatikan dan menjaga, tapi sebagai sahabat. Terkadang langkah selanjutnya itu yang malah menghancurkan. Kita tidak ada yang mau kalau hubungan yang sudah dibina sebegitu baiknya malah hancur kan?

Maaf bahasa saya terlalu labil, saya lagi stres biokimia. Peace, love, and maknyuss gaess \m/

Thursday, October 13, 2011

Better

Dua hari yang lalu saya pergi ke psikiater saya. Beliau bilang muka saya sekarang lebih cerah *malu*. Tapi memang ini disebabkan antidepressant yang dikasih ke saya itu lumayan kuat. Lalu saya coba untuk tidak meminum obat itu selama dua hari, ternyata saya masih baik-baik saja kok. Cuma karena ketahuan mama nggak minum obat, jadi saya lanjutin obatnya.

Mungkin saya ada sedikit cerita. Hari Senin kemarin, saya nyerempet mobil orang. Orangnya yang saya tabrak minta ganti rugi dan bla bla bla. God bless whoever invented insurance. Untung ada asuransi, jadi saya ga perlu bayar juga ke orangnya, semuanya ditanggung asuransi. Orangnya setuju, selesai lah semua masalah. Yang bikin cukup sedih itu karena si Michelle -mobil saya- harus nginep di bengkel 4 hari D:

Tiap orang mungkin punya satu barang yang sangat ter-connect dengan dirinya. Istilahnya, kalo ga ada barang itu rasanya ada sisi di relung jiwamu yang kosong *halah*. Nah, I have that special connection with Michelle. Jadi, begitu saya tahu harus berpisah, walaupun cuma 4 hari, cukup sedih sih rasanya. Rasanya saya dan Michelle itu sudah soulmate *apa deh*.

Doakan saja ya semoga Michelle kembali seperti sedia kala. Doakan juga semoga saya lulus ujian perdana biokimia dan faal. Doakan juga semoga saya cepet ketemu jodoh #eh

Sunday, October 9, 2011

Run


Seminggu sudah saya harus menjalani pengobatan. Ajaibnya dalam seminggu ini saya hampir tidak merasakan bad mood. Sepertinya produksi serotonin di dalam otak saya sudah bekerja dengan normal dan saya jarang berhalusinasi lagi. Semoga saja saya bisa mengembalikan keadaan seperti sedia kala.

Setelah dipikir-pikir, saya sering sekali ternyata meninggalkan masalah begitu saja. Berharap nggak ada lagi yang mengingat. Ada beberapa masalah yang istilahnya itu sedang saya "gantung". Ketika ditanya orang hal itu, saya cuma jawab, "Ya udahlah, biarin aja ntar juga selese sendiri." Kenyataannya, saya hanya takut kepada kenyataan kalau ternyata penyelesaian masalah itu tidak sesuai dengan yang saya harapkan.

Ibu saya, dan mungkin ribuan orang bijak di luar sana, pasti mengatakan, "Masalah itu bukan untuk dihindari, tapi harus diselesaikan." Seingat saya, masalah-masalah saya tidak ada yang selesai. Saya hanya menghindari dan pada akhirnya masalah itu hilang sendiri. Saya semakin dewasa dan masih belum mau bertemu dengan kenyataan. Ironis sebenernya.

Lalu saya belajar, kenyataan itu memang pahit, tapi akan lebih pahit kalau kamu hidup dalam angan-anganmu sendiri dan nggak tahu apa yang terjadi di luar sana karena kamu menutup mata dan hati kamu. 

Don't run. Face it.

Monday, October 3, 2011

Good

I must say, these medicines have given me some good impacts. Sayangnya, obat-obat ini membuat saya gampang mengantuk. Tapi memang rasanya benang yang kusut itu sudah tidak seberapa mbundeli lagi kayak dulu. Alhamdulillah.

Saturday, October 1, 2011

What went wrong?

Awalnya sekitar awal tahun 2010, saya pergi ke seorang psikiater. Tahu lah, waktu itu lagi stres-stresnya UNAS dan nyari kuliah juga, jadi ibu saya ngajak saya ke situ. Setelah dikasih tes, barulah ketahuan masalah saya di mana. Bisa diduga sih, waktu itu saya stres banget. Jadi sejak saat itu, tiap minggu saya ke psikiater buat ikut terapi. Dan saya juga dikasih obat tidur juga biar bisa nyenyak tidurnya, walaupun obat itu saya minum nggak lebih dari seminggu.

Sejak pertengahan tahun lalu, saya tidak pernah lagi datang untuk terapi. Saya merasa, saya sudah diterima di kampus impian saya, setidaknya beri sedikit waktu yang tersisa untuk berlibur sebelum kembali ke kehidupan nyata.

Sampai akhirnya seminggu yang lalu, saya kembali datang ke psikiater. Awalnya sih karena adik saya meminta, saya cuma ngikut saja. Karena sudah lebih dari setengah tahun, mau tidak mau saya harus ikut tes lagi. Dan kemarin saya baru mengetahui hasil tesnya...

Diagnosis dokter saya terkena depresi berat. Dan schizophrenia.

Schizophrenia (/ˌskɪtsɵˈfrɛniə/ or /ˌskɪtsɵˈfrniə/) is a mental disorder characterized by a disintegration of thought processes and of emotional responsiveness. It most commonly manifests itself as auditory hallucinations, paranoid or bizarre delusions, or disorganized speech and thinking, and it is accompanied by significant social or occupational dysfunction. (Wikipedia)
Kalau yang tentang depresi itu, saya cukup maklum lah. Tapi kalau ternyata sampai terkena schizophrenia... Seumur-umur saya nggak pernah nyangka. Sebenarnya banyak yang diceritakan oleh psikiater saya. Cuma pada intinya, di dalam otak saya ini ada bundelan benang yang susah buat dilurusin.

Dampaknya, mulai sekarang, seminggu sekali, saya harus ikut terapi. Dan tiap malam saya harus minum beberapa obat-obatan. Semacam anti-depresan seperti itu. Tapi memang efeknya cukup bagus sih. Malam ini  hari pertama saya minum obat itu dan alhamdulillah saya baik-baik saja. Cuma ketakutan saya adalah.... saya jadi ketergantungan terhadap obat-obatan. Bisa bayangkan kan, ketika kamu minum obat, segalanya jadi lebih baik. Tapi pas obatnya habis, mungkin kamu malah ngerasa nggak enak kalau nggak minum.

Saya cerita seperti ini bukan buat cari perhatian atau minta dikasihani. Bukan kok. Saya cuma ingin kalian nggak sakit seperti saya ini. Kalau ada masalah, jangan dipendam sendiri dan jangan terlalu dipikirin. Itu adalah salah satu kesalahan terbesar saya sebenarnya.

Jadi, untuk siapapun yang membaca, doakan saya ya supaya cepat sembuh. Memang susah dan perlu waktu untuk bisa kembali seperti semula, tapi saya akan berusaha menjadi lebih baik. Saya hanya ingin hidup normal seperti kalian.

Tuesday, September 27, 2011

Lesson Learned

Mungkin bisa dibilang saya adalah orang yang idealis. Terlalu idealis bahkan. Ada beberapa hal prinsipil yang menurut saya itu benar dan sangat sulit untuk diubah. Mungkin prinsip-prinsip itu cukup membatasi saya dalam beberapa hal, tapi ini hidup saya dan saya akan menjalaninya dengan cara saya.

Setidaknya sampai tadi sore, ketika saya terlibat dalam pembicaraan yang amat panjang dengan ibu saya. Semacam nasehat ibu kepada anaknya. Seperti biasa, saya menceritakan segala hal yang terjadi pada hari ini. Termasuk ketika saya nyaris bertemu seseorang di kantin kampus, yang ternyata dia sekitar 2 menit pergi dari tempat itu sebelum saya datang. Saya tidak tahu alasannya sampai sekarang mengapa Tuhan tidak mengizinkan kami bertemu tadi.

Bukan, bukan itu inti pembicaraan ini. Saya sendiri tiba-tiba tidak bisa menuliskannya karena saking galaunya.
 
Ibu saya berkata, mulailah buka hatimu untuk orang-orang. Seberapa keselnya atau bencinya terhadap orang itu, tetaplah pasang wajah yang baik. Susah memang, tapi itu proses pendewasaan. Lihat, saya bahkan belum bisa melakukan dua hal tersebut. Padahal saya hanya ingin orang yang mengganggu itu berhenti mengganggu saya. Saya cuma ingin agar tidak diganggu, itu saja. Apakah susah? Apakah saya harus selalu mengorbankan kebahagiaan saya agar orang lain bisa mengganggu kehidupan saya?

Prinsip saya untuk menuju proses pendewasaan sepertinya memang harus berubah.

Serius, saya benar-benar merasa tidak aman sekarang. Seakan-akan ada seseorang yang selalu menguntitmu. Dan saya tidak pernah merasa se-insecure ini dibandingkan sekarang. Tuhan, padahal saya hanya ingin hidup tenang. Saya tidak tahu lagi harus berkeluh kesah ke siapa lagi selain kepada Tuhan dan blog ini.

Maafkan saya dan paranoid yang berlebihan ini. Tapi saya sangat takut.

P.S.: Untuk kamu, saya selalu berharap kamu bisa menyelamatkan saya. Walaupun mungkin agak mustahil.

Saturday, September 24, 2011

Hardcore

Siapapun di dunia ini, pasti pernah di fase nge-fans berat -cenderung hardcore- sama artis. Mulai dari nempel poster di dinding kamar, kliping segala berita tentang artis itu, koleksi semua film atau CD lagu mereka, sampai bikin ringtone sendiri lagu mereka #truestory.

Saya pernah sih berada di fase seperti itu. Tepatnya waktu saya kelas 3 atau 4 SD. Dan, artis yang beruntung  karena punya fans seperti saya adalah....


Benar sekali saudara sekalian. F4!

Waktu jaman itu, emang F4 lagi booming sekali sih. Kayak boyband-boyband Korea gitu yang lagi nge-trend sekarang. Saya suka mereka sejak mereka main di Meteor Garden itu. Setiap hari, saya sama temen-temen saya jaman SD pasti ngobrolin itu dan kami berkhayal tentang siapa pacar kita dari 4 orang itu. Dari Jerry Yan, Vanness Wu, Vic Zhou, dan Ken Zhu, kesukaan saya tentu saja Ken Zhu <3 <3 <3

Saya ingat, dulu saya nempel poster mereka di balik pintu kamar saya. Saya ingat, gara-gara fanatiknya saya sama F4, ibu saya selalu membelikan majalah yang ada F4-nya tanpa saya minta B-) Saya ingat, saya masih menyimpan DVD Meteor Garden yang kedua lengkap. Saya ingat, saya masih punya mug bergambar F4, mug favorit saya dulu. Saya ingat punya album mereka, dan saya hafal hampir semua lagunya gara-gara saya putar setiap hari. Saya ingat, waktu jaman handphone masih layar hitam putih, ringtone masih monophonic, dan bisa bikin ringtone sendiri, saya beneran bikin sendiri ringtone lagunya F4 di handphone saya. Good old days...

Waktu dulu sempet F4 ke Indonesia, saya sempet bener-bener sedih lho ga bisa liat konser mereka

Mungkin selera orang berbeda-beda, tapi bagi saya F4 masih yang terbaik dibandingkan dengan boyband-boyband Asia yang ada sekarang. Dan sampai sekarang, saya tidak pernah ngefans se-hardcore itu dengan artis-artis lain dibandingkan F4.

Tuesday, September 20, 2011

Yes

I believe in destiny, but I don't believe in fate.

Nggak Jadi

Seharusnya hari ini menjadi salah satu hari yang menyebalkan sih karena saat kejadian waktu praktikum faal tadi oleh salah satu teman saya yang brengsek. Mau marah juga nggak bisa, padahal ini emosi udah untup-untup di hati.

Memang sebenernya banyak cerita nggak enak dari teman-teman saya karena kelakuan teman saya itu. Saya sih biasa aja walaupun dia banyak yang nggak suka sama orang itu. Saya masih sering ngobrol juga, walaupun nggak deket. Sampai akhirnya kejadian tadi memang bener-bener bukti bahwa dia orang yang, yah, brengsek.

Tuhan menciptakan teman saya itu pasti ada alasan dan tujuannya. Mungkin dia diciptakan untuk menjadi menyebalkan sehingga bisa sekalian mengetes seberapa sabar orang-orang dapat menghadapi kebrengsekannya itu. Sayang sekali, kali ini pertahanan saya jebol.

Tidak, saya tidak benci dia. Cause hate is such a strong word I would use it wisely. Dan membenci seseorang brings no good. Mungkin belum waktunya dia dapet hidayah.

Tapi kekesalan saya memudar ketika saya bercerita dengan Tuhan. Saat saya menangis di atas sajadah, datanglah ketenangan hati (btw bahasa saya agak nggilani ya rasanya -_-). Intinya kira-kira begitulah, Tuhan adalah tempat terbaik untuk bercerita. Apapun. Apalagi ketika saya dengan kurang kerjaannya me-stalking facebook seseorang yang memiliki 5 mutual friends dengan saya (ups).

Setidaknya saya butuh sesuatu yang bisa membuat saya tersenyum lebar atas perjuangan saya hari ini.

Monday, September 12, 2011

Over

Here it is, welcome again to the college life! My holiday didn't seem like a real holiday, though I had gone to the several cities, but still, I had to deal with those unfinished business and went to campus almost every day. And yeah, yesterday we had a big event -national event I might say- and it was pretty fun and exciting. I had a little crush on one of the delegates hahaha but that's all. End of story.

For some points, my awkwardness is getting worse. I tended to be more quiet, especially on meeting some new people. Even with my friends, it looks more awkward than usual. Maybe it's because I haven't seen them for a long time cause I wasn't one of the officials on 'that' event. I think my social anxiety is driving me in to the black hole (?)

Remembering a past moment, I did something wrong with my family and they were super angry. They told me ALL of my faults, and yeah, it did hurt. That was the point where I really really hate myself. FYI, I hate myself until now. I mean, that's good when I have someone as a reminder when I am doing wrong. But realizing all of the mistakes I've made, I don't know, I feel pathetic to myself.

I've been trying to be good, but it turns out my good isn't good enough for them. And then I hate myself even more cause I never be that good. My anxiety slowly kills me and I'm done trying to stop it. I can't trust anyone, not even myself. I just feel numb lately.

I think I need a psychiatry. I need someone to take me back into reality. Help me.

Saturday, August 27, 2011

The Bucket List

Pertama kali denger tentang The Bucket List itu karena nonton film ini di HBO beberapa tahun lalu. Yang main Jack Nicholson sama Morgan Freeman. The Bucket List itu daftar apa aja yang pengen kamu lakuin sebelum kamu meninggal. Dulu habis nonton itu, iseng-iseng buat bucket list  sendiri, tapi ga tau sekarang di mana haha. Mumpung nganggur, ya sekarang mau bikin lagi. And here we go....

1. Lulus S. Ked. tepat waktu, IPK minimal 3.00
2. Jadi Sp. KJ. atau Sp. KK
3. Bisa bikin klinik untuk anak2 yang kena gangguan mental (kalo jadi Sp. KJ) atau 
4. Bikin klinik kecantikan (kalo jadi Sp. KK)
5. Bisa bikin rumah sakit gratis di daerah yang terpencil, yang fasilitas kesehatan kurang banget
6. Bisa bikin panti asuhan 
7. Bikin sanggar yoga di sebelah klinik
8. Bikin restoran. Antara masakan Indonesia atau Italia
9. Ikut summer school di luar negeri
10. Bisa sekolah sampai S-3, mungkin di Belanda atau Jerman
11. Napak tilas ke rumah masa kecil, di Karlsruhe, Jerman
12. Pergi ke Venice!
13. Pergi ke Santorini, Yunani
14. Pergi ke Brazil!
15. Menikmati pantai di Carribean Island
16. Berkunjung ke Old Trafford
17. Dan liat Manchester United tanding
18. Nonton Formula 1, bisa di Catalunya, Spain; Monaco; atau Marina Bay Sands, S'pore
19. Foto bareng Michael Schumacher
20. Bisa naik mobil F1, yang 2 kokpit itu, aku di belakang, disetirin Schumi :3
21. Bisa naik balon udara
22. Mencoba bungy jumping
23. Diving di Rajaampat, Papua
24. Belajar surfing
25. Ikut The Amazing Race atau The Amazing Race Asia
26. Ikut lomba macem Benteng Takeshi atau Wipeout
27. Ikut kuis kayak Ranking 1 atau Siapa Paling Berani
28. Dilamar pakai bunga edelweiss
29. Punya anak kembar
30. Tinggal di rumah yang kecil, tapi halamannya luas. I've imagined how my future house would be
31. Pergi haji dan bisa menaikkan haji orang tua.
32. Pergi ke New York
33. Mungkin tinggal selama beberapa bulan di San Francisco
34. Ingin menerbitkan sebuah buku
35. Menjadi dokter yang selalu mengutamakan kesehatan pasien, do no harm, dan tidak money oriented

Aamiin ya robbal alamin.

Changes

I think a good friend should tell his or her friend where he or she goes wrong, and not tell the other friends about his or her faults behind his or her back.
Yeah, people these days. Who knows someone who you think a good friend of yours, slowly leaves you, and yet you don't even know what your fault is.
People changes. Everything changes. Eventually.

Tuesday, August 16, 2011

C'est La Vie

I've been wondering for such a long long time that I'm gonna learn other languages. See, I had been living in Germany for a couple years, yet all I know about German is auf wiedersehen. And some of common greets and hey, I can pronounce numbers in Germany correctly ;) But lately, it's Swedish I'm willing to learn so bad :|

No, I'm not gonna teach you languages. It's just I made a French common phrase as my title for this post. And suddenly that previous paragraph just popped in my head hehe.

So, here I am. Laying on my bed and writing on my blog when I'm supposed to be studying anatomy for tomorrow's test.  I wonder where all of my passion of studying's gone :| And, yeah, it's gonna be 0.000276% of preparation. Sorry, but watching Cameron (that nerd guy in Glee's project) is waaaaaaaaaayyyyyy more interesting than anatomy. Thank you.

Life is, indeed, irritably simple. If you really wanna have a better mark, go get your books and read it. Don't waste your time with twittering, BBM-ing with your friends, or even watching your favorite TV shows (like moi ._.). If you just don't care about your mark anymore, or may I say, 'pasrah' in Indonesian, do what you wanna do. Sometimes, they wanna have good mark but they're just too lazy to open the books (I bet everybody DOES). And in the end, 'galau' might kill you. That's when life gets harder.

That's just a random thought of mine. How about myself? Actually, I don't really care anymore. Okay, I'll have that little D on my GPA later. But it will be the last. THE LAST D EVER! I've closed my book for the second semester. Let's start a new beginning. Psst, deep down inside I still hope that I may get the right answers from my friends tomorrow. A big amount of luck is what I really need right now!

And life is, sometimes, simply irritating. We often get hurt. Mostly by other people, though it also might be our faults. But that makes us who we are right now. I get hurt almost half of my entire life. That's why, I become more independent person than others. I'm not that kind of person who always want to be accompanied every where I go. I like enjoying my solitude rather than in the middle of the crowd. And I'd rather doing my job alone. Simply it's because I don't trust people easily. 

I might not be that merrymaker type of person, but I can make you laugh with my jokes. I might not be kind to everybody, but that doesn't mean I hate you. I might smile a lot to you, but you'll never know what I think about you. And I've just realized that I've been hiding behind my wall to shelter from those bad things cause I don't wanna get hurt anymore. 

In the end, over the pretending, rejections, sadness, happiness, laughter, hopes, everything, all we can say is, yeah, that's life.

Friday, August 12, 2011

Haaah


Di setiap selesai sholat, saya selalu berdoa kepada Allah agar hari ini menjadi lebih baik dari kemarin dari hari esok menjadi lebih baik dari hari ini.
Di setiap selesai sholat, saya selalu berdoa kepada Allah agar saya ditunjukan mana jalan yang benar dan mana yang jalan yang salah sehingga saya tahu ke mana harus melangkah.
Di setiap selesai sholat, saya selalu berdoa kepada Allah agar dosa saya dan dosa kedua orang tua saya diampuni.

Walaupun terkadang saya merasa mengapa Allah tidak mengabulkan doa saya yang pertama. Saya sering menghadapi hari yang buruk. Sering sekali hal-hal yang saya inginkan tidak berjalan sesuai rencana. Tiba-tiba juga sering mendapatkan masalah yang tidak disangka-sangka. Saya selalu berpikir, ini rencana Allah agar di hari-hari ke depan, jauh ke depan, saya bisa menyelesaikan masalah saya sendiri dengan baik. Agar selalu ingat bahwa seberat apapun masalah saya, ada yang bernasib lebih buruk dari saya. Agar selalu bersyukur dan tidak takabur.

Tapi saya selalu merasa bahwa Allah mengabulkan doa saya yang kedua. Entah dengan cara apapun, Allah selalu memberikan saya petunjuk dalam setiap aspek kehidupan saya. Hanya saja, saya kurang mendengarkan dan memperhatikan petunjuk dari Allah. Mungkin petunjuk itu lewat orang lain, hanya saja saya tidak sadar, Walaupun memang terkadang omongan itu dikatakan hanya dari belakang saya, tidak berani di depan. Mungkin ini salah satu cara Allah agar saya lebih dewasa.

Doa yang ketiga ini yang terpenting. Memang ibadah saya belum cukup sempurna. Bahkan jauh dari kata sempurna. Tapi saya belajar sedikit demi sedikit agar bisa bertakwa dengan baik di jalan-Mu. Meninggal secara khusnul khatimah adalah impian seluruh umat-Mu, termasuk saya. Mustahil memang, setidaknya saya berusaha agar lebih baik.

Dari dulu juga saya berdoa kepada-Nya agar hati saya selalu dilapangkan. Entah mengapa, rasanya sulit sekali untuk melakukannya. Karena 'ketidaklapangan' hati saya, saya jadi sering ngambek ataupun marah nggak jelas. Dan saya mulai mengobatinya dengan memperbanyak istighfar, setidaknya untuk mendinginkan amarah sesaat. Kalau belum manjur juga, saya pergi berwudhu. Setidaknya pikiran saya lebih jernih dan amarah saya juga lumayan padam.

Hati saya lagi agak nggak enak saat ini, tapi mungkin hanya saya dan Allah yang tahu kenapa. Karena saya tahu, walaupun saya sudah ditinggalkan oleh banyak orang, tapi Allah tidak akan pernah pergi.


Tuesday, July 26, 2011

Seriously?

Saya tumbuh di dalam keluarga yang bersuku Jawa. Bisa dibilang, kami sangat erat dengan segala macam tradisi orang-orang Jawa. Saya akan bercerita tentang pengalaman saya kemarin, salah satu tradisi yang saya juga baru tahu. Mungkin bisa menambah wawasan juga hehehe.

Biasanya sebelum dilangsungkan manten, kalo adat Jawa kan biasanya ada acara siraman. Kebetulan, minggu lalu saudara jauh saya kemarin melangsungkan pernikahan. Dan saya ikut hampir semua acaranya, termasuk siraman dan midodareni. Bahkan saya (lagi-lagi) jadi kembar mayang.

Setelah acara siraman kemarin, ternyata ada tradisi agar para lajang membasuh wajah mereka dengan air yang dipakai buat siraman. Awalnya sih saya nggak mau, buat apa juga. Karena dipaksa, ya sudah, saya antri nunggu giliran cuci muka, karena saudara jauh saya masih banyak yang lajang. Lalu saya tanya ibu saya itu buat apa. Beliau bilang, biar deket jodoh.

Oke, saya maklum. Terserah deh. Saya juga sebenernya ga seberapa percaya sama yang kayak gitu.

Besok waktu acara resepsi, ya sudah saya pake kebaya plus sanggul. Dan semua om, tante, pakde, bude pada pangling liat saya. Katanya saya cantik banget :"> Bahkan ibu dan adik saya hampir nangis (?)

Bukan itu sih intinya. Ceritanya begini, waktu acara resepsinya selesai, kedua mempelai itu kan turun dari pelaminan. Tau kan kalo biasanya penganten itu pake hiasan yang melati-melati gitu? Biasanya sih diiket di kerisnya mempelai cowok atau jadi hiasan rambutnya yang cewek. Waktu kedua mempelai itu lewat di depan kami, si mami langsung nyuruh mama buat ngambil melati dari sana. Sampai dua kali coba ngambilnya dan ambilnya banyak banget. Saya tanya ke adek, buat apa sih ngambil gituan. Adek bilang, biar cepet nikah kali. Nggak percaya, langsung mastiin ke mami. Beliau bilang, "Ya, biar kamu cepet nikah."

Like, seriously? -________-

Bahkan sampai sekarang si mama nyuruh saya buat nyimpen melati di dompet. Masih ada tuh di sana.

Apa ibu saya saking desperatenya anaknya ga pernah malem mingguan sampe kayak gitu? Apa ibu saya ingin segera menimang cucu? *brb nangis di pojokan*

Yah, ini mungkin tradisi dari daerah saya. Saya sendiri juga nggak tau itu beneran apa nggak. Jodoh di tangan Tuhan. Tapi tetap, cita-cita saya salah satunya biar bisa jadi alasan di balik senyumannya. #eaaa

Sunday, July 10, 2011

Jleb

weheartit.com

"...Pada akhirnya, orang yang jatuh cinta diam-diam hanya bisa mendoakan. Mereka cuma bisa mendoakan, setelah capek berharap, pengharapan yang ada dari dulu, yang tumbuh dari mulai kecil sekali, hingga makin lama makin besar, lalu semakin lama semakin jauh. Orang yang jatuh cinta diam-diam pada akhirnya menerima. Orang yang jatuh cinta diam-diam paham bahwa kenyataan terkadang berbeda dengan apa yang kita inginkan. Terkadang yang kita inginkan bisa jadi yang tidak kita sesungguhnya butuhkan. Dan sebenarnya, yang kita butuhkan hanyalah merelakan. Orang yang jatuh cinta diam-diam hanya bisa, seperti yang mereka selalu lakukan, jatuh cinta sendirian." (Raditya Dika; 2010)

Saturday, July 9, 2011

July 9

weheartit.com

"Do not lose hope on me."

Satu kalimat yang benar-benar menggambarkan keadaan saya sekarang. Satu kalimat yang, menurut saya, dapat diinterpretasikan dalam banyak hal.

Pertama, tentang masalah akademik. Lagi galau hasil ujian perbaikan anatomi yang menentukan apakah saya harus ikut semester pendek atau tidak. Benar-benar membuat saya frustasi dan hampir putus asa untuk kuliah di jurusan ini. Tapi entah kenapa, pada saat yang tak diduga, Tuhan selalu membukakan jalan agar saya tetep kuat kuliah di sini. Seakan-akan FK berkata, "do not lose hope on me."

Kedua, kata-kata ini saya tujukan buat seseorang. Halah, kayak ada aja yang nunggu saya di luar sana hahaha. Nggak tau sih, tapi kalo ada yang ngerasa, cuma mau bilang, "do not lose hope on me."

Wednesday, June 29, 2011

Selamat Tinggal, Juni

Tidak terasa ya dalam beberapa jam lagi kita akan menginjak bulan ketujuh di tahun ini. Terutama bulan Juni ini entah mengapa berjalan sangat sangat cepat. Cukup banyak kejadian juga, banyak canda tawa. Seharusnya bulan Juni ini bisa ditutup dengan senyuman. Sayangnya hari ini air mataku sudah nggak bisa ditahan...

Hari ini UAS terakhir, ujian Ilmu Kesehatan Masyarakat. Mata kuliah yang selalu disepelekan oleh kami hahaha. Sehari sebelumnya pun aku sudah tak membuka buku sama sekali. Pada akhirnya saat ujian, aku mengandalkan jawaban dari teman dan mengisi waktu ujian dengan menggambar ayam di kertas soal. Bravo!

Tapi hari ini juga pengumuman ujian anatomi paket 3 dan ketrampilan medik. Sudah bisa diduga, anatomi lagi dan lagi ikut ujian perbaikan. Tramed juga sudah diperkirakan tersandung di pos pemeriksaan otot dan harus ngulang di pos itu. Kecewa sih sudah jelas. Tapi juga menyesal nggak akan bikin nilaiku kembali. Walaupun jujur, di dalam hati rasanya kok aku nggak pantes jadi dokter. Anatomi selalu ikut perbaikan walaupun rasanya udah berusaha mati-matian. Apalagi tramed, dasarnya kita nanti ketemu pasien. Begini saja kok ikut ujian perbaikan, gimana aku nanti ketemu sama pasien?

Sudah gitu tadi sempet ada konflik sama mama. Oke, mama marah-marah di telpon, di bbm. Bikin pengen nangis juga rasanya. Untung masalahnya sekarang udah selesai, walaupun nyampe rumah suasananya masih agak awkward. Apalagi waktu denger aku kena UP ini. Beliau nggak ngomong banyak sih. Sepertinya antara kecewa, prihatin, kasihan sama aku ._.

Begitulah cerita di hari terakhir Juni. Sudah ikhlas dengan apa yang terjadi hari ini. Alhamdulillah aku dapat tersenyum malam ini.


Thursday, June 23, 2011

Renungan Hari Ini

Tinggal tiga. Ya, tiga kali ujian lagi yang menghadang sebelum masuk babak liburan. Ujian histologi kemarin? Alhamdulillah bisa dibilang memuaskan kalau melihat kondisi badan yang sepanjang ujian batuk-batuk dan menggigil kedinginan :&

Rencana Tuhan memang tak ada yang tahu. Siapa sangka waktu 4 jam sebelum ujian aku malah demam? Sedikit banyak pasti mengganggu konsentrasi. Tapi lagi-lagi tetap bersyukur karena diberikan kemudahan dan kelancaran. Walaupun begitu, pasti ada sedikit sesal di hati, "If I hadn't been sick, I would've done better."

Pada akhirnya, sepulang dari ujian, aku langsung hibernasi sampai besok paginya. Demam cukup tinggi dan batuk ga sembuh-sembuh bikin lemes buat ngapa-ngapain. Seharian ini pun isinya cuma tidur, makan, tidur lagi, nonton TV. Belum belajar sama sekali untuk anatomi (haha soon, right after I finish making this post, I promise!) Malah akhirnya menghabiskan banyak waktu dengan merenung...

Sebenarnya sangat buanyak sih yang aku renungkan. Cukup dua lembar kertas folio saja sih, hanya aku terlalu malas untuk menulisnya. Contohnya saja betapa beratnya menjadi mahasiswa kedokteran. Serius, sangat berat. Tapi aku selalu percaya, something worth doing isn't ever easy. Aku bayangin, sekarang kami masih struggle dengan ujian-ujian, siapa tahu, dalam 10-15 tahun mendatang, kami semua sudah menjadi dokter spesialis yang handal. Yang bisa mengobati pasien dengan baik, dengan ikhlas tanpa embel-embel mencari harta. Insya Allah.

Lalu berpikir bahwa mungkin aku bukanlah teman yang baik. Ketika kamu ingin dihargai, maka hargailah orang lain. Sepertinya aku kurang menghargai orang lain. Entahlah... Yang jelas, maaf ya untuk semuanya.

Dan yang terakhir, orang yang ada di pikiran dalam tiga minggu terakhir, sepertinya sosok itu sudah mulai menghilang dari peredaran. Aku sendiri juga heran, betapa cepat waktuku untuk mengaguminya. Terlalu cepat kalau dibandingkan dengan seseorang yang aku kagumi sebelumnya. Bertahan 8 bulan lho. Padahal aku belum memulai apapun untuk mengenali sosok itu. Kenalan saja belum hahaha :p

Sepertinya Tuhan akan memberikan yang lebih baik. Semoga saja.

Monday, June 20, 2011

Haha

Romantis adalah ketika pasangan kamu menyanyikan lagu The Beatles - When I'm Sixty Four kepadamu sambil main gitar.

Aku mau digituin sama kamu. Kalo kita udah jadi nanti.

Friday, June 17, 2011

Sejenak

weheartit.com

Sudah lama tidak mengobrol ya. Kamu sibuk, aku pun sibuk. Lalu siapa yang bisa mampir kemari? Mumpung ada sedikit kesempatan, duduklah yang nyaman, yuk dengarkan dongengku kalau kamu berkenan.

Sedang merasa berada di titik jenuh. Jenuh sekali. Entah karena kita akan sama-sama menyapa liburan atau memang bosan dengan rutinitas yang masih dilakukan hingga sekarang. Jenuh juga setiap hari mendalami tubuh yang sudah dianugerahkan ke kita oleh Yang Di Atas. Padahal tubuh ini juga yang akan menjadi sumber kehidupanku di masa datang, Insya Allah. Tapi aku hanya ingin bersantai sejenak, tanpa harus kita berlari dikejar tuntutan mendapatkan nilai terbaik. Setidaknya, 2 bulan saja. Lagipula menuntut ilmu juga bukanlah apa nilai akhir yang kita dapat, tapi bagaimana kita memanfaatkan ilmu yang telah kita dapat di masa depan.

Hanya ingin 2 minggu ini segera berakhir. Lalu kita akan pergi melancong. Yuk berkonsentrasi sejenak, setidaknya untuk beberapa hari ke depan. Untuk masa depan lebih baik.